July 15, 2009

0
Tim Terbaik AC Milan Dekade 2000-2010

MILAN - AC Milan memang gagal bersinar di ajang Serie A di awal abad 21. Namun dalam satu dekade (2000-2010), I Rossoneri sukses mengecap sukses di ajang Eropa, terutama Liga Champions. Lalu, siapakah punggawa-punggawa Milan yang pantas menghuni tim terbaik dalam kurun waktu sepuluh tahun lalu itu?
Dalam satu dekade tersebut, Milan bisa dikatakan gagal mematahkan dominasi Juventus dan Inter Milan yang dalam empat musim terahir ini tampil sebagai kampiun Serie A, meski dua dari empat trofi Scudetto beruntun itu merupakan hibahan dari Bianconerri yang telempar ke Serie B, akibat skandal Calciopoli pada 2006 lalu.
Rossoneri hanya mampu sekali merengkuh scudetto yakni pada musim 2003/2004. Namun, meski gagal di kancah domestik anak-anak asuhan Carlo Ancelotti sukses memetik hasil menggembirakan di kompetisi Eropa. Dalam kurun waktu 10 tahun, Il Diavolo mengoleksi dua gelar Champions yakni pada 2002/2003 & 2006/2007 yang membuat Milan tampil sebagai tim pengumpul trofi terbanyak kedua setelah Real Madrid dengan koleksi tujuh trofi LC.
Tak hanya di LC, dalam kurun waktu tersebut, Rossoneri juga sukses merengkuh dua trofi Super Cup pada 2003 & 2007 serta satu gelar kampiun Piala Dunia Antar Klub (FIFA World Cup) 2007 setelah menundukkan wakil CONMEBOL, Boca Juniors 4-2 pada partai puncak di Jepang. Mengingat prestasi yang ditunjukkan Rossoneri, Goal edisi Rabu (15/7/2009) melansir para pemain terbaik Milan dalam satu dekade terakhir. Mereka adalah:


Christian Abbiati (1998-2005) & (2008-...)
Meski sempat menjadi penghuni setia bench cadangan pada periode perdananya di Milan dan kerap dipinjamkan ke klub lain, namun, menurunnya performa kiper kawakan Nelson Dida memaksa manajemen klub kembali memanggil Abbiati dari masa pinjamannya di Atletico Madrid pada musim 2008 lalu. Kepercayaan yang diberikan manajemen klub tak lagi di sia-siakan kiper 32 tahun itu dengan menampilkan performa impresif. Meski musim lalu hanya mampu mengantar Milan menduduki peringkat tiga di klasemen akhir, di bawah Juventus dan sang juara bertahan Inter Milan, namun penampilan Abbiati pantas di acungi jempol.

Marcos Cafu (2003-2008)
Performa briliannya baik saat menjaga pertahanan maupun melakukan penetrasi di sisi kanan pertahanan Milan, membuat Cafu termasuk dalam tim terbaik Milan. Meski, pada 2008 lalu telah resmi pensiun, namun konsistensi permainan yang ditampilkan bek pemilik nama lengkap Marcos Evangelista de Moraes selama lima musim membela panji Milan pantas dihargai.

Alessandro Nesta (2002-...)
Meski dalam beberapa musim terakhir ini gagal menampilkan performa cemerlang karena kerap dibekap cedera, namun sebelum itu Nesta merupakan salah satu sosok kunci rapatnya pertahanan Milan. Bersama dengan tandem abadinya Paolo Maldini atau Alessandro Costacurta, bek 33 tahun berhasil membuat Milan sempat disebut salah satu tim dengan pertahanan terbaik di dunia.

Alessandro Costacurta (1986-2007)
Kini, pria 43 tahun memang tak lagi merumput setelah memutuskan pensiun pada 2007 silam. Costacurta kini aktif sebagai di jajaran staf Rossoneri dengan menjabat asisten teknis pelatih. Selama bermain, bek tengah yang akrab disapa Billy itu sukses menyumbangkan lima trofi Liga Champions, 4 Super Cup dan satu trofi Coppa Italia.

Paolo Maldini (1985-2009)

Loyalitas Paolo Maldini bersama Milan tak perlu diragukan. Sejak mengawali karir profesionalnya pada 1985, Maldini hanya mengabdikan dirinya hanya kepada Milan hingga akhirnya dia memutuskan pensiun pada akhir musim 2008/2009 di usia 40 tahun Ia juga berhasil mencatatkan rekor sebagai pemain yang hanya membela satu klub selama kurun waktu 25 tahun. Lima trofi LC, 5 piala Super Cup, dua gelar Interkontinental, satu Coppa Italia dan satu gelar Piala dunia Antar Klub menjadi persembahan putra Cesare Maldini yang mengenakan kostum nomor punggung 3 yang hingga kini juga turut dipensiunkan klub.

Andrea Pirlo (2001-...)
Gelandang jangkar yang hingga kini menjadi andalan Milan. Selepas meninggalkan Inter Milan, Pirlo mengambil keputusdan tepat dengan merapat ke San Siro. Di Milan, Pirlo sukses menemukan kembali sinarnya meski harus mengorbankan posisinya aslinya yang playmaker menjadi gelandang bertahan oleh Carletto. Tendangan bebas dan umpan akurat menjadi senjata khas Pirlo dalam mengawal lini tengah Il Diavolo.

Gennaro Gattuso (1999-...)
Gelandang pekerja keras menjadi julukan Gattuso di Milan. Tenaganya untuk terus berlari bak badak sepanjang pertandingan membuat Gattuso mendapat panggilan akrab Rhino (nama latin badak). Keistimewaan Gattuso tak hanya dari sisi tenga yang tak pernah habis. Gelandang yang kini berusai 31 tahun itu dikenal sebagai pemain yang piawai dalam menghalau serangan lawan dengan tekel-tekelnya kerasnya yang tak kenal kompromi.

Clarence Seedorf (2002-...)
Seedorf menjadi satu-satunya pemain Milan yang sukses merengkuh gelar Liga Champions sebanyak tiga kali bersama tiga klub berbeda: Ajax Amsterdam, Real Madrid dan Milan. Sama dengan Pirlo, Seedorf merupakan pemain yang gagal bersinar bersama Inter namun Milan menemukan kembali performa terbaiknya di Rossoneri. Hingga kini, pemilik kostum pemilik nomor punggung 10 itu masih menjadi andalan di lini tengah allenatore anyar Milan, Leonardo Araujo.

Kaka (2003-2009)
Saat pertama kali melihat Kaka beraksi dengan kostum Milan pada 2003, banyak orang langsung kepincut dengan goyang Sambanya yang langsung menyebutnya sebagai Zico baru Brasil. Meski pada akhir musim 2008/2009 lalu telah resmi dilepas Milan ke Real Madrid, namun peran vital mantan pilar Sao Paulo itu dalam mengatur serangan dan membawa Milan berjaya di Eropa selama enam musim, membuat nama Kaka tetap harum, meski tak jarang juga tifosi Milan yang mengecapnya sebagai pengkhianat.

Andriy Shevchenko (1999-2006) & (2008-2009)
Di era 1999-2006, nama Sheva kerap dielu-elukan tifosi sebagai salah satu bomber tajam yang dimiliki Milan selama satu dekade dengan koleksi 127 dalam 208 caps. Bomber Ukraina itu juga kerap disebut-sebut sebagai titisan Marco van Basten. Sayang, Sheva mengambil keputusan buruk dengan bergabung ke Chelsea pada 2007. Gagal beradaptasi di Premier League, Sheva kembali ke San Siro pada awal 2008. Sayang, saat itu Sheva tenggelam di bawah bayang-bayang Alexandre Pato yang terus mendapat kepercayaan Carletto di lini depan.

Filippo Inzaghi (2001-...)
Memiliki julukan Super Pippo, Inzaghi membuktikannya dengan ketajamannya di depan gawang lawan. Bomber 35 tahun ini memang tak perlu mendapat banyak ruang untuk mencetak gol. Lolos jebakan offside menjadi senjata rahasianya, meski tak jarang juga ia terperangkap. Dua gol yang dicetaknya saat Milan merengkuh trofi LC 2006/2007 kala membalas kekalahan pahit di Athena dari Liverpool dua tahun silam menjadi bukti ketajaman Inzaghi. Selama berkostum Milan sejak 2001, torahan gol bomber oportunis itu sangat mengesankan. Inzaghi membungkus 70 gol dalam 165 caps.

Susunan Tim Terbaik Milan dekade 2000-2010: Formasi (4-3-1-2)
Kiper: Christian Abbiati
Belakang: Marcos Cafu, Alessandro Nesta, Alessandro Costacurta, Paolo Maldini
Tengah: Gennaro Gattuso, Andrea Pirlo, Clarence Seedorf
Playmaker: Ricardo Kaka'
Depan: Andriy Shevchenko, Filippo Inzaghi

0 komentar:

 
Blog Milanisti | AC Milan News Update | © 2011 by RedBlack | Supported by AC Milan Wallpaper