MILAN - Siapa sasaran sorakan Milanisti saat AC Milan cuma menang tipis atas Cagliari? Filippo Inzaghi atau Carlo Ancelotti? Siapapun tujuannya, sorakan tersebut mungkin bentuk ketidaksabaran Milanisti atas penampilan Rossoneri.
Setelah cuma dua kali imbang dan menelan satu kekalahan di tiga laga terakhirnya, Milan akhirnya memetik kemenangan saat menjamu Cagliari. Gol semata wayang Clarence Seedorf membawa Rossoneri ke jarak 11 poin dengan Inter Milan di puncak klasemen.
Yang kemudian cukup memprihatinkan dalam laga tersebut adalah sorakan dan siulan yang datang dari Milanisti saat Filippo Inzagi ditarik keluar dan digantikan Massimo Ambrosini jelang berakhirnya laga. Karena terjadi saat Pippo ditarik keluar, muncul dugaan siulan dan sorakan tersebut ditujukan buat sang striker. Namun Carlo Ancelotti justru meragukan kalau itu ditujukan buat Super Pippo.
Mungkin berusaha melindungi anak asuhnya, Carletto malah membuka kemungkinan lain dengan menyebut kalau sorakan dan siulan tersebut ditujukan pada dirinya, yang dianggap bertanggung jawab atas serangakain hasil kurang memuaskan yang didapat Paolo Maldini cs di tahun 2009 ini. Soal pergantian Pippo dengan Ambrossini, itu terpaksa dilakukan Carletto karena dia memang tak punya striker lain di bangku cadangan.
Dalam daftar pemain untuk laga tersebut, di bench dia cuma punya Ambrosini dan Tabare Viudez yang paling mungkin dimainkan. “Jika mereka menujukannya pada Inzaghi, maka tindakan penghinaan itu tidaklah benar, karena dia bermain bagus. Jika mereka menujukannya buat saya, maka itu memalukan, karena saya tak punya striker lain sebagai pengganti," ungkap Carletto di Goal.
Sebelum masuk bulan Februari, Milan cuma tertinggal enam poin atas Inter. Namun menyusul hasil imbang atas Reggina dan kekalahan dalam derby della madonnina, mereka kini terpaut jurang 11 poin. Posisi Carletto kemudian sempat jadi sorotan. Pelatih 49 tahun itu pun menyadari apa yang diraihnya kini tidaklah impresif, meski dia tetap berharap fans Milan mau bersabar dengan apa yang diraih klubnya saat ini. "Mungkin sorakan adalah tanda kalau mereka mulai sedikit marah pada saya dan mereka mengeluarkan reaksi yang sama pada Seedorf. Saat Anda melihat wajah yang itu-itu saja untuk jangka panjang, maka Anda butuh untuk lebih bersabar.
Buat saya, raport saya dengan klub ini masih sama dengan tujuh tahun lalu dengan tanpa cela dan penuh hormat," lanjut pelatih yang datang ke Giuseppe Meazza pada tahun 2001 lalu itu. Isu kalau Ancelotti bakal meninggalkan kursi kepelatihan sempat berhembus kencang saat Milan ditahan Werder Bremen di Piala UEFA, hal mana mengundang komentar dari Silvio Berlusconi. Meski begitu, mantan pelatih Juventus dan Reggina itu membantah hubungannya dengan sang big boss sedang memburuk.
“Hubungan saya dengan sang presiden selalu dibesar-besarkan media, tapi sesungguhnya yang terjadi adalah diskusi yang sangat berbeda dengan apa yang dutulis koran-koran," pungkas Ancelotti. Dengan 11 poin menjadi jarak dengan Inter di puncak klasemen, Piala UEFA bisa jadi peluang terakhir Milan merengkuh tropi musim ini. Mereka punya peluang untuk lolos ke babak 16 besar midweek ini saat gantian menjamu Bremen setelah pada pertemuan pertama bermain imbang 1-1.
Ancelotti memang sudah banyak memberi gelar buat Milan, termasuk dua tropi Liga Champions. Namun setelah menjadi kampiun Eropa di 2006 dan dilanjutkan sukses menjadi juara dunia, Milan hingga kini belum bisa menambah jumlah pialanya. Mereka malah harus terlempar ke Piala UEFA setelah musim lalu duduk di posisi lima, kondisi yang cukup layak membuat Milanistis tak sabar.
Setelah cuma dua kali imbang dan menelan satu kekalahan di tiga laga terakhirnya, Milan akhirnya memetik kemenangan saat menjamu Cagliari. Gol semata wayang Clarence Seedorf membawa Rossoneri ke jarak 11 poin dengan Inter Milan di puncak klasemen.
Yang kemudian cukup memprihatinkan dalam laga tersebut adalah sorakan dan siulan yang datang dari Milanisti saat Filippo Inzagi ditarik keluar dan digantikan Massimo Ambrosini jelang berakhirnya laga. Karena terjadi saat Pippo ditarik keluar, muncul dugaan siulan dan sorakan tersebut ditujukan buat sang striker. Namun Carlo Ancelotti justru meragukan kalau itu ditujukan buat Super Pippo.
Mungkin berusaha melindungi anak asuhnya, Carletto malah membuka kemungkinan lain dengan menyebut kalau sorakan dan siulan tersebut ditujukan pada dirinya, yang dianggap bertanggung jawab atas serangakain hasil kurang memuaskan yang didapat Paolo Maldini cs di tahun 2009 ini. Soal pergantian Pippo dengan Ambrossini, itu terpaksa dilakukan Carletto karena dia memang tak punya striker lain di bangku cadangan.
Dalam daftar pemain untuk laga tersebut, di bench dia cuma punya Ambrosini dan Tabare Viudez yang paling mungkin dimainkan. “Jika mereka menujukannya pada Inzaghi, maka tindakan penghinaan itu tidaklah benar, karena dia bermain bagus. Jika mereka menujukannya buat saya, maka itu memalukan, karena saya tak punya striker lain sebagai pengganti," ungkap Carletto di Goal.
Sebelum masuk bulan Februari, Milan cuma tertinggal enam poin atas Inter. Namun menyusul hasil imbang atas Reggina dan kekalahan dalam derby della madonnina, mereka kini terpaut jurang 11 poin. Posisi Carletto kemudian sempat jadi sorotan. Pelatih 49 tahun itu pun menyadari apa yang diraihnya kini tidaklah impresif, meski dia tetap berharap fans Milan mau bersabar dengan apa yang diraih klubnya saat ini. "Mungkin sorakan adalah tanda kalau mereka mulai sedikit marah pada saya dan mereka mengeluarkan reaksi yang sama pada Seedorf. Saat Anda melihat wajah yang itu-itu saja untuk jangka panjang, maka Anda butuh untuk lebih bersabar.
Buat saya, raport saya dengan klub ini masih sama dengan tujuh tahun lalu dengan tanpa cela dan penuh hormat," lanjut pelatih yang datang ke Giuseppe Meazza pada tahun 2001 lalu itu. Isu kalau Ancelotti bakal meninggalkan kursi kepelatihan sempat berhembus kencang saat Milan ditahan Werder Bremen di Piala UEFA, hal mana mengundang komentar dari Silvio Berlusconi. Meski begitu, mantan pelatih Juventus dan Reggina itu membantah hubungannya dengan sang big boss sedang memburuk.
“Hubungan saya dengan sang presiden selalu dibesar-besarkan media, tapi sesungguhnya yang terjadi adalah diskusi yang sangat berbeda dengan apa yang dutulis koran-koran," pungkas Ancelotti. Dengan 11 poin menjadi jarak dengan Inter di puncak klasemen, Piala UEFA bisa jadi peluang terakhir Milan merengkuh tropi musim ini. Mereka punya peluang untuk lolos ke babak 16 besar midweek ini saat gantian menjamu Bremen setelah pada pertemuan pertama bermain imbang 1-1.
Ancelotti memang sudah banyak memberi gelar buat Milan, termasuk dua tropi Liga Champions. Namun setelah menjadi kampiun Eropa di 2006 dan dilanjutkan sukses menjadi juara dunia, Milan hingga kini belum bisa menambah jumlah pialanya. Mereka malah harus terlempar ke Piala UEFA setelah musim lalu duduk di posisi lima, kondisi yang cukup layak membuat Milanistis tak sabar.
0 komentar:
Post a Comment