MILAN - Jakarta - Leonardo resmi berhenti sebagai pelatih AC Milan pada akhir musim ini. Meski klub belum mengontak pelatih manapun, namun sejumlah nama telah beredar sebagai suksesor allenatore asal Brasil itu. Kepastian tersebut telah disepakati oleh Leonardo dengan pihak Milan.
Partai melawan Juventus, akhir pekan ini bakal menjadi laga terakhir Milan dengan Leonardo sebagai pelatihnya. Kabar ini sendiri sudah bukan isu yang baru lagi. Leo sudah lama dikabarkan akan didepak karena hubungan yang tidak baik dengan para petinggi Milan.
Bahkan sebelum keputusan ini dibuat, sudah santer diberitakan beberapa pelatih yang santer dihubung-hubungkan dengan 'kursi panas' itu. Nama pertama yang hadir adalah Marco Van Basten, seorang pemain legendaris di kubu Rossonerri.
Selama enam musim berkarir, Van Basten bisa dibilang telah menyumbangkan segalanya buat klub. Dua trofi Liga Champions, tiga scudetto, tiga trofi Super Italia dan dua Intercontinental Cup merupakan gelar yang telah ia persembahkan. Kenangan manis yang telah diukir Van Basten tentunya tidak akan mudah dilupakan oleh para Milanisti.
Hal ini bisa menjadi nilai tambahan buat dia karena pastinya ia akan mendapat dukungan penuh dari suporter bila terpilih menjadi suksesor Leonardo. Meski sukses sebagai pemain, namun ia tidak mengecap kesuksesan di dunia kepelatihan. Setelah menangani tim muda Ajax Amsterdam, Van Basten akhirnya menerima pekerjaan sebagai pelatih timnas Belanda dan sukses mengantarkan timnya ke Piala Dunia 2006 dengan catatan mengesankan: nihil kalah di sesi kualifikasi dan fase grup.
Namun, Belanda toh terdepak juga di babak 16 besar setelah disingkirkan Portugal. Hal yang serupa terjadi di turnamen Piala Eropa 2008. Setelah tampil sangat perkasa di babak grup, namun Belanda lagi-lagi terjungkal di babak 16 besar. Setelah mengakhiri kontraknya bersama Belanda pada 2008, Van Basten kembali bertualang di level klub dengan melatih skuad senior Ajax Amsterdam.
Meskipun di awal bagus, namun ia gagal mengantar timnya menembus zona Liga Champions dan ia akhirnya mengundurkan diri. Pelatih Napoli, Walter Mazzari adalah nama lain yang muncul. Di bawah penanganannya, Napoli cukup sukses musim ini. Meskipun gagal meraih tiket Liga Champions namun ia berhasil mengantar Napoli nangkring di urutan enam akhir musim ini. Walau begitu, Mazzari tampak belum cukup bagus untuk melatih klub sebesar Milan. Prestasinya di dua musim belakangan bersama Sampdoria tidak cukup konsisten dengan finis keenam di musim 2008 diikuti urutan ke-13 di musim lalu.
Pelatih Gent, Michel Preud'homme tampil menjadi kejutan setelah dikabarkan turut masuk menjadi target Milan. Mantan pesepakbola internasional Belgia ini bukan sosok yang familiar dan kredibilitasnya sebagai pelatih belum mumpuni. Selain hanya melatih tim di Liga Belgia, Preud'homme juga belum menunjukkan prestasi yang mentereng di level Eropa.
Namun, apabila rumor tersebut benar adanya, Milan dipastikan tidak akan sulit untuk membujuknya lantaran pihak Gent telah menyatakan bersedia untuk melepasnya. Nama terakhir yang muncul adalah Mauro Tasotti.
Tassotti jelas bukan wajah asing lagi di kubu Diavolo Rosso. Ia telah menghabiskan 17 musim di San Siro sebagai pemain dan turut mengantarkan klub kota mode itu mencapai kejayaannya pada akhir '80 hingga awal '90. Dari sisi kepelatihan, Tasotti barang kali memiliki nilai plus dibanding pesaing-pesaingnya.
Ia pernah delapan tahun bersama salah satu pelatih tersukses Milan, Carlo Ancelotti dan tentunya pengalaman ini bisa menjadi modal bagus buat dia. Apalagi faktor kedekatan Tassotti dengan klub patut dipertimbangkan. Ia jelas memiliki pengetahuan tentang seluk-beluk Milan secara lebih baik daripada para pesaing pesaingnya.
Partai melawan Juventus, akhir pekan ini bakal menjadi laga terakhir Milan dengan Leonardo sebagai pelatihnya. Kabar ini sendiri sudah bukan isu yang baru lagi. Leo sudah lama dikabarkan akan didepak karena hubungan yang tidak baik dengan para petinggi Milan.
Bahkan sebelum keputusan ini dibuat, sudah santer diberitakan beberapa pelatih yang santer dihubung-hubungkan dengan 'kursi panas' itu. Nama pertama yang hadir adalah Marco Van Basten, seorang pemain legendaris di kubu Rossonerri.
Selama enam musim berkarir, Van Basten bisa dibilang telah menyumbangkan segalanya buat klub. Dua trofi Liga Champions, tiga scudetto, tiga trofi Super Italia dan dua Intercontinental Cup merupakan gelar yang telah ia persembahkan. Kenangan manis yang telah diukir Van Basten tentunya tidak akan mudah dilupakan oleh para Milanisti.
Hal ini bisa menjadi nilai tambahan buat dia karena pastinya ia akan mendapat dukungan penuh dari suporter bila terpilih menjadi suksesor Leonardo. Meski sukses sebagai pemain, namun ia tidak mengecap kesuksesan di dunia kepelatihan. Setelah menangani tim muda Ajax Amsterdam, Van Basten akhirnya menerima pekerjaan sebagai pelatih timnas Belanda dan sukses mengantarkan timnya ke Piala Dunia 2006 dengan catatan mengesankan: nihil kalah di sesi kualifikasi dan fase grup.
Namun, Belanda toh terdepak juga di babak 16 besar setelah disingkirkan Portugal. Hal yang serupa terjadi di turnamen Piala Eropa 2008. Setelah tampil sangat perkasa di babak grup, namun Belanda lagi-lagi terjungkal di babak 16 besar. Setelah mengakhiri kontraknya bersama Belanda pada 2008, Van Basten kembali bertualang di level klub dengan melatih skuad senior Ajax Amsterdam.
Meskipun di awal bagus, namun ia gagal mengantar timnya menembus zona Liga Champions dan ia akhirnya mengundurkan diri. Pelatih Napoli, Walter Mazzari adalah nama lain yang muncul. Di bawah penanganannya, Napoli cukup sukses musim ini. Meskipun gagal meraih tiket Liga Champions namun ia berhasil mengantar Napoli nangkring di urutan enam akhir musim ini. Walau begitu, Mazzari tampak belum cukup bagus untuk melatih klub sebesar Milan. Prestasinya di dua musim belakangan bersama Sampdoria tidak cukup konsisten dengan finis keenam di musim 2008 diikuti urutan ke-13 di musim lalu.
Pelatih Gent, Michel Preud'homme tampil menjadi kejutan setelah dikabarkan turut masuk menjadi target Milan. Mantan pesepakbola internasional Belgia ini bukan sosok yang familiar dan kredibilitasnya sebagai pelatih belum mumpuni. Selain hanya melatih tim di Liga Belgia, Preud'homme juga belum menunjukkan prestasi yang mentereng di level Eropa.
Namun, apabila rumor tersebut benar adanya, Milan dipastikan tidak akan sulit untuk membujuknya lantaran pihak Gent telah menyatakan bersedia untuk melepasnya. Nama terakhir yang muncul adalah Mauro Tasotti.
Tassotti jelas bukan wajah asing lagi di kubu Diavolo Rosso. Ia telah menghabiskan 17 musim di San Siro sebagai pemain dan turut mengantarkan klub kota mode itu mencapai kejayaannya pada akhir '80 hingga awal '90. Dari sisi kepelatihan, Tasotti barang kali memiliki nilai plus dibanding pesaing-pesaingnya.
Ia pernah delapan tahun bersama salah satu pelatih tersukses Milan, Carlo Ancelotti dan tentunya pengalaman ini bisa menjadi modal bagus buat dia. Apalagi faktor kedekatan Tassotti dengan klub patut dipertimbangkan. Ia jelas memiliki pengetahuan tentang seluk-beluk Milan secara lebih baik daripada para pesaing pesaingnya.
sumber : detiksport.com
0 komentar:
Post a Comment