ROMA - Pelatih AS Roma, Claudio Ranieri, mengangkat topi buat AC Milan. Menurutnya, "I Rossoneri" bermain lebih baik saat melawan timnya di Stadion Olimpico, Roma, Sabtu (6/3), meski akhirnya skor berkesudahan 0-0. "Saya sangat suka Leonardo (pelatih AC Milan, Red).
Dia orang yang baik dalam sepak bola," katanya usai pertandingan. Menurut Ranieri, timnya dalam kondisi kurang sempurna. "Ada dua pemain kami yang tampil dalam kondisi kurang fit. David Pizarro dan Daniele De Rossi tidak 100 persen. Milan sukses mengontrol pertandingan.
Ketika mereka menunjukkan kualitasnya, sangat sulit menguasai bola," katanya. Pada pertandingan itu, Leonardo membuat strategi berbeda. Dia langsung memasang striker Klaas-Jan Huntelaar sebagai pemain sayap kanan, mengisi posisi Alexandre Pato yang cedera. "Kami mencoba membuat peluang.
Tapi, justru Milan yang memiliki dua peluang emas di babak pertama. Kami mencoba menugaskan Simonde Perrotta untuk menjaga Ronaldinho, tapi mereka tetap saja mampu menekan kami," puji Ranieri. "Saya mencoba menganalisis strataegi Milan dari surat kabar, tapi ternyata salah. Milan tak hanya mengandalkan Ronaldinho dan Marco Borriello.
Sementara kami membuat banyak kesalahan di babak pertama dan Milan sangat agresif. Maka, kemudian saya menurunkan striker Luca Toni," tambahnya. Karena tertekan, Ranieri berusaha mengubah strategi. Dia memainkan formasi klasik, 4-4-2. John Arne Riise diharapkan aktif di sisi kiri. "Saya tahu taktik ini membuat Andrea Pirlo memiliki banyak ruang untuk bergerak. Tapi, sisi kiri kami jauh lebih aman," jelasnya.
Dia orang yang baik dalam sepak bola," katanya usai pertandingan. Menurut Ranieri, timnya dalam kondisi kurang sempurna. "Ada dua pemain kami yang tampil dalam kondisi kurang fit. David Pizarro dan Daniele De Rossi tidak 100 persen. Milan sukses mengontrol pertandingan.
Ketika mereka menunjukkan kualitasnya, sangat sulit menguasai bola," katanya. Pada pertandingan itu, Leonardo membuat strategi berbeda. Dia langsung memasang striker Klaas-Jan Huntelaar sebagai pemain sayap kanan, mengisi posisi Alexandre Pato yang cedera. "Kami mencoba membuat peluang.
Tapi, justru Milan yang memiliki dua peluang emas di babak pertama. Kami mencoba menugaskan Simonde Perrotta untuk menjaga Ronaldinho, tapi mereka tetap saja mampu menekan kami," puji Ranieri. "Saya mencoba menganalisis strataegi Milan dari surat kabar, tapi ternyata salah. Milan tak hanya mengandalkan Ronaldinho dan Marco Borriello.
Sementara kami membuat banyak kesalahan di babak pertama dan Milan sangat agresif. Maka, kemudian saya menurunkan striker Luca Toni," tambahnya. Karena tertekan, Ranieri berusaha mengubah strategi. Dia memainkan formasi klasik, 4-4-2. John Arne Riise diharapkan aktif di sisi kiri. "Saya tahu taktik ini membuat Andrea Pirlo memiliki banyak ruang untuk bergerak. Tapi, sisi kiri kami jauh lebih aman," jelasnya.
sumber : kompas.com
0 komentar:
Post a Comment