MILAN — Inter Milan dan AC Milan sama-sama mengalami perubahan besar dan belum menemukan komposisi ideal masing-masing. Namun, apa boleh buat. "Derby della Madonnina" sudah keburu datang sebelum Jose Mourinho dan Leonardo selesai dengan pekerjaan rumahnya.
Selesai-tidak selesai, tugas harus dikumpulkan di San Siro, Sabtu (29/8) malam. Sepintas, Inter terlihat lebih unggul. Mereka mendapat suntikan pemain-pemain hebat di setiap lini, mulai dari bek Lucio, gelandang Thiago Motta, Wesley Sneijder, sampai duet penyerang Samuel Eto'o dan Diego Milito.
Pamor sebagai penguasa Serie A selama empat musim terakhir semakin membuat mereka tampak digdaya. Toh, catatan hebat itu terbukti rontok begitu kaki mereka di lapangan. Tampil di kandang sendiri, Giuseppe Meazza, Inter harus mati-matian berebut satu angka dari tim promosi Bari. Skor 1-1 bisa menjadi gambaran betapa masih ringkihnya permainan Inter.
Bicara soal hasil, Milan mungkin sedikit lebih baik. Di tengah segala keraguan, mereka mampu merenggut kemenangan 2-1 dari Siena pada duel perdana Serie A pekan lalu. Selain itu, penampilan mereka di laga itu juga harus diakui cukup solid. Sebetulnya, tidak aneh, Milan lebih cepat menemukan irama permainannya.
Terlepas dari level kualitas individu, skuad Milan relatif utuh. Mereka hanya kehilangan Ricardo Kaka dan Paolo Maldini, yang dengan segera mendapatkan sosok Ronaldinho dan Thiago Silva sebagai kandidat potensial mengembalikan kebesaran Milan. Leonardo? Ia memang cuma berstatus pelatih debutan.
Namun, tanpa banyak perubahan, ia bisa dengan mudah mengadopsi pola 4-3-1-2 Milan warisan Ancelotti. Anak-anak San Siro, cukup fasih bermain dalam pola ini sehingga siapa pun pelatihnya tak akan repot memberikan doktrin baru. Silva yang anak baru juga sudah cukup bisa beradaptasi dengan pola ini. Toh, itu tak berarti Milan tanpa cacat.
Sekalipun taktik dan komposisi mereka lebih mapan, faktor usia dan fisik, tak dipungkiri, membuat level konsistensi mereka relatif kurang stabil. Satu pertandingan versus Siena tidak cukup kuat untuk menilai sejauh apa Milan bisa mempertahankan kosistensi mereka musim ini, apalagi mereka masih harus membagi fokus dengan Liga Champions.
Dengan padatnya jadwal, mereka tak bisa terus menerus mempertahankan "The Winning Team". Untuk duel bergengsi seperti derbi, Milan dipastikan akan menurunkan kekuatan terbaik mereka. Ini bisa menguntungkan atau sangat merugikan. Bila kondisi fisik pemain masih seperti pada laga versus Siena, Milanisti boleh berharap "I Rossoneri" akan kembali meraih poin penuh. Namun, bila tidak, hasil imbang 1-1 juga sudah cukup adil.
Inter sendiri sepertinya belum akan lepas dari ancaman konsistensi. Pasalnya, Mourinho sudah menyatakan tidak akan memasang komposisi seperti musim lalu. Ia akan tetap memasukkan pemain-pemain baru dalam duel kali ini.
Di satu sisi, Inter mungkin bisa tampil bagus. Di sisi lain, Inter bisa mengulang performa buruk ketika menghadapi Bari. Bicara soal untung rugi, tak satu pun dari kedua tim itu betul-betul siap untuk derbi, yang digelar pada giornata kedua saat kedua tim masih berbenah.
Namun, apa boleh buat. Siap-tidak siap, mereka tetap harus berhadapan dalam waktu kurang dari 24 jam. Dibanding delapan derbi sebelumnya, derbi kesembilan inilah yang muncul paling pagi. Berikut adalah rekaman delapan "Derby della Madonnina" sebelumnya.
Selesai-tidak selesai, tugas harus dikumpulkan di San Siro, Sabtu (29/8) malam. Sepintas, Inter terlihat lebih unggul. Mereka mendapat suntikan pemain-pemain hebat di setiap lini, mulai dari bek Lucio, gelandang Thiago Motta, Wesley Sneijder, sampai duet penyerang Samuel Eto'o dan Diego Milito.
Pamor sebagai penguasa Serie A selama empat musim terakhir semakin membuat mereka tampak digdaya. Toh, catatan hebat itu terbukti rontok begitu kaki mereka di lapangan. Tampil di kandang sendiri, Giuseppe Meazza, Inter harus mati-matian berebut satu angka dari tim promosi Bari. Skor 1-1 bisa menjadi gambaran betapa masih ringkihnya permainan Inter.
Bicara soal hasil, Milan mungkin sedikit lebih baik. Di tengah segala keraguan, mereka mampu merenggut kemenangan 2-1 dari Siena pada duel perdana Serie A pekan lalu. Selain itu, penampilan mereka di laga itu juga harus diakui cukup solid. Sebetulnya, tidak aneh, Milan lebih cepat menemukan irama permainannya.
Terlepas dari level kualitas individu, skuad Milan relatif utuh. Mereka hanya kehilangan Ricardo Kaka dan Paolo Maldini, yang dengan segera mendapatkan sosok Ronaldinho dan Thiago Silva sebagai kandidat potensial mengembalikan kebesaran Milan. Leonardo? Ia memang cuma berstatus pelatih debutan.
Namun, tanpa banyak perubahan, ia bisa dengan mudah mengadopsi pola 4-3-1-2 Milan warisan Ancelotti. Anak-anak San Siro, cukup fasih bermain dalam pola ini sehingga siapa pun pelatihnya tak akan repot memberikan doktrin baru. Silva yang anak baru juga sudah cukup bisa beradaptasi dengan pola ini. Toh, itu tak berarti Milan tanpa cacat.
Sekalipun taktik dan komposisi mereka lebih mapan, faktor usia dan fisik, tak dipungkiri, membuat level konsistensi mereka relatif kurang stabil. Satu pertandingan versus Siena tidak cukup kuat untuk menilai sejauh apa Milan bisa mempertahankan kosistensi mereka musim ini, apalagi mereka masih harus membagi fokus dengan Liga Champions.
Dengan padatnya jadwal, mereka tak bisa terus menerus mempertahankan "The Winning Team". Untuk duel bergengsi seperti derbi, Milan dipastikan akan menurunkan kekuatan terbaik mereka. Ini bisa menguntungkan atau sangat merugikan. Bila kondisi fisik pemain masih seperti pada laga versus Siena, Milanisti boleh berharap "I Rossoneri" akan kembali meraih poin penuh. Namun, bila tidak, hasil imbang 1-1 juga sudah cukup adil.
Inter sendiri sepertinya belum akan lepas dari ancaman konsistensi. Pasalnya, Mourinho sudah menyatakan tidak akan memasang komposisi seperti musim lalu. Ia akan tetap memasukkan pemain-pemain baru dalam duel kali ini.
Di satu sisi, Inter mungkin bisa tampil bagus. Di sisi lain, Inter bisa mengulang performa buruk ketika menghadapi Bari. Bicara soal untung rugi, tak satu pun dari kedua tim itu betul-betul siap untuk derbi, yang digelar pada giornata kedua saat kedua tim masih berbenah.
Namun, apa boleh buat. Siap-tidak siap, mereka tetap harus berhadapan dalam waktu kurang dari 24 jam. Dibanding delapan derbi sebelumnya, derbi kesembilan inilah yang muncul paling pagi. Berikut adalah rekaman delapan "Derby della Madonnina" sebelumnya.
27/02/2005 - Serie A - Inter Milan vs AC Milan 0 - 1
12/12/2005 - Serie A - Inter Milan vs AC Milan 3 - 2
29/10/2006 - Serie A - AC Milan vs Inter Milan 3 - 4
11/03/2007 - Serie A - Inter Milan vs AC Milan 2 - 1
23/12/2007 - Serie A - Inter Milan vs AC Milan 2 - 1
04/05/2008 - Serie A - AC Milan vs Inter Milan 2 - 1
29/09/2008 - Serie A - AC Milan vs Inter Milan 1 - 0
16/02/2009 - Serie A - Inter Milan vs AC Milan 2 - 1
0 komentar:
Post a Comment