MILAN- Carlo Ancelotti pergi dari AC Milan tidak dengan permusuhan. Jelas ada duka, tapi hubungan baik masih terjaga. Buktinya, Don Carletto masih sempat makan malam bareng dengan Leonardo dan Adriano Galliani.
Kebersamaan Ancelotti sebagai pelatih Milan sudah berakhir. Segera setelah musim 2008/09 berakhir, dia resmi berpisah dengan klub yang ditanganinya sejak tahun 2001 itu dan pada prosesnya berlabuh di Chelsea. Tuntasnya sebuah hubungan sendiri tak jarang ditandai dengan rasa saling benci.
Tapi itu tidak berlaku dalam hubungan Ancelotti dengan Milan yang tetap rukun bahkan bisa satu meja dengan Leonardo yang menggantikan posisinya di Rossoneri. "Saya pikir tak ada klub yang sudah mengakhiri hubungan dengan seorang pelatih lantas di malam yang sama makan malam bareng," kata Galliani yang adalah Wakil Presiden Milan.
"Kemarin malam, Carlo, Leonardo dan saya makan bersama dan kami bicara tentang formasi Milan dan masa depan. Itu benar-benar malam yang menyenangkan," lanjut dia di Sky Sports. Hubungan Ancelotti dengan Milan tampaknya memang sudah kadung dekat.
Itu mengapa dalam laga terakhir Seri A, partai di mana Paulo Maldini juga memainkan laga terakhirnya, Galliani mengingat kalau ruang ganti Milan diisi dengan isak tangis. "Saya bicara duluan dan berterima kasih kepadanya dan Paulo, dan mengingat delapan tahun terakhir, dan banyak pemain yang menangis.
Yang paling saya ingat adalah (Gennaro) Gattuso, yang paling dekat posisinya dengan saya, dan ada air mata di matanya." "Saya hanya menyebut Gattuso karena dia ada paling dekat dengan saya, tapi yang lain juga ikut menangis," kenang Galliani. Apapun, Ancelotti yang sudah bikin Milan dua kali kampiun Eropa itu sekarang sudah ada di Stamford Bridge untuk menangani Chelsea.
Milan jelas harus merelakan, kendati Galliani sendiri masih "tak kuat". "Hubungan saya dengannya sudah jadi seperti sahabat ketimbang manajer dan melihatnya di situs Chelsea memegang kaos Chelsea bikin hati saya pilu. Saya masih syok setelah emosi usai pertandingan tempo hari dan kemudian di ruang ganti," demikian Galliani.
Kebersamaan Ancelotti sebagai pelatih Milan sudah berakhir. Segera setelah musim 2008/09 berakhir, dia resmi berpisah dengan klub yang ditanganinya sejak tahun 2001 itu dan pada prosesnya berlabuh di Chelsea. Tuntasnya sebuah hubungan sendiri tak jarang ditandai dengan rasa saling benci.
Tapi itu tidak berlaku dalam hubungan Ancelotti dengan Milan yang tetap rukun bahkan bisa satu meja dengan Leonardo yang menggantikan posisinya di Rossoneri. "Saya pikir tak ada klub yang sudah mengakhiri hubungan dengan seorang pelatih lantas di malam yang sama makan malam bareng," kata Galliani yang adalah Wakil Presiden Milan.
"Kemarin malam, Carlo, Leonardo dan saya makan bersama dan kami bicara tentang formasi Milan dan masa depan. Itu benar-benar malam yang menyenangkan," lanjut dia di Sky Sports. Hubungan Ancelotti dengan Milan tampaknya memang sudah kadung dekat.
Itu mengapa dalam laga terakhir Seri A, partai di mana Paulo Maldini juga memainkan laga terakhirnya, Galliani mengingat kalau ruang ganti Milan diisi dengan isak tangis. "Saya bicara duluan dan berterima kasih kepadanya dan Paulo, dan mengingat delapan tahun terakhir, dan banyak pemain yang menangis.
Yang paling saya ingat adalah (Gennaro) Gattuso, yang paling dekat posisinya dengan saya, dan ada air mata di matanya." "Saya hanya menyebut Gattuso karena dia ada paling dekat dengan saya, tapi yang lain juga ikut menangis," kenang Galliani. Apapun, Ancelotti yang sudah bikin Milan dua kali kampiun Eropa itu sekarang sudah ada di Stamford Bridge untuk menangani Chelsea.
Milan jelas harus merelakan, kendati Galliani sendiri masih "tak kuat". "Hubungan saya dengannya sudah jadi seperti sahabat ketimbang manajer dan melihatnya di situs Chelsea memegang kaos Chelsea bikin hati saya pilu. Saya masih syok setelah emosi usai pertandingan tempo hari dan kemudian di ruang ganti," demikian Galliani.
0 komentar:
Post a Comment