MILAN - Untuk kali terakhir Paolo Maldini memimpin AC Milan di San Siro saat menghadapi AS Roma, Minggu (24/5) malam. Namun, perayaan itu tercoreng ulah sebagian pendukung usai peluit akhir pertandingan.
Maldini melakukan lap of honour untuk memberikan ucapan selamat tinggal kepada fans yang sudah mendukungnya selama 24 tahun ini. Tapi, saat melalui Curva Sud, Maldini dapat membaca jelas spanduk yang bernada janggal. "Untuk kegemilangan karir 25 tahun Anda, terima kasih dari dalam hati dari para pendukung bayaran," tulis spanduk itu.
Para pendukung juga menyanyikan Franco Baresi sebagai "satu-satunya kapten Milan". Sikap tersebut dilatarbelakangi kekalahan Milan dari Liverpool di final Liga Champions 2005 saat Rossoneri kehilangan gelar meski sudah unggul 3-0 pada babak pertama. Sekelompok Ultras sudah menanti kepulangan tim di bandara Milan dan Maldini murka karena protes mereka sambil menyebutkan sumpah-serapah.
Selain itu, kelompok Ultras Curva Sud sebenarnya sudah menyiapkan koreografi khusus untuk menghormati Maldini, tapi klub memilih mengambil alih semua bentuk perayaan dan menolak permintaan tersebut. Wakil presiden Adriano Galliani kerap mengutuk keinginan Ultras untuk mencampuri kebijakan klub dan tak ada bedanya dengan kali ini.
Pimpinan Ultras, Giancarlo Capelli, dengan nama julukan "Baron", memberi alasan terjadinya insiden itu dalam program televisi Controcampo. "Itu bukan protes," ujarnya. "Kami hanya ingin menjelaskan apa yang kami pikirkan tentang komentar dan perilakunya beberapa musim lalu. Kami tidak memprotesnya."
Maldini melakukan lap of honour untuk memberikan ucapan selamat tinggal kepada fans yang sudah mendukungnya selama 24 tahun ini. Tapi, saat melalui Curva Sud, Maldini dapat membaca jelas spanduk yang bernada janggal. "Untuk kegemilangan karir 25 tahun Anda, terima kasih dari dalam hati dari para pendukung bayaran," tulis spanduk itu.
Para pendukung juga menyanyikan Franco Baresi sebagai "satu-satunya kapten Milan". Sikap tersebut dilatarbelakangi kekalahan Milan dari Liverpool di final Liga Champions 2005 saat Rossoneri kehilangan gelar meski sudah unggul 3-0 pada babak pertama. Sekelompok Ultras sudah menanti kepulangan tim di bandara Milan dan Maldini murka karena protes mereka sambil menyebutkan sumpah-serapah.
Selain itu, kelompok Ultras Curva Sud sebenarnya sudah menyiapkan koreografi khusus untuk menghormati Maldini, tapi klub memilih mengambil alih semua bentuk perayaan dan menolak permintaan tersebut. Wakil presiden Adriano Galliani kerap mengutuk keinginan Ultras untuk mencampuri kebijakan klub dan tak ada bedanya dengan kali ini.
Pimpinan Ultras, Giancarlo Capelli, dengan nama julukan "Baron", memberi alasan terjadinya insiden itu dalam program televisi Controcampo. "Itu bukan protes," ujarnya. "Kami hanya ingin menjelaskan apa yang kami pikirkan tentang komentar dan perilakunya beberapa musim lalu. Kami tidak memprotesnya."
0 komentar:
Post a Comment