MILAN - Penyerang AC Milan, Andriy Shevchenko mengatakan, ia tidak memikirkan kariernya saat memutuskan pindah ke Chelsea. Menurutnya, alasan utama kepindahannya adalah keluarga. Karena itu pula, pemain yang akrab dipanggil Sheva ini mengaku tidak menyesal ketika mendapati performanya melorot di London.
Baginya, seseorang tak bisa mendapatkan segalanya dengan sempurna dan saat harus memilih, ia memprioritaskan keluarga. "Tak ada penyesalan. Dalam hidup, tak ada yang sempurna. Aku berpikir tentang apa yang baik untuk keluargaku, bukan karierku," kata Sheva seperti dikutip Sky. "Sangat sulit meninggalkan tim (Milan). Tetapi aku berpikir tentang keluarga dan anak-anakku.
Keluargaku tinggal di London. Itulah yang sudah direncanakan dan semuanya berjalan baik," ungkap Sheva. Karena keluarga pula, Sheva rela "menganggur" dan kehilangan taring selama dua musim di Chelsea. Banyak yang meyakini, Sheva kesulitan beradaptasi dengan sepak bola Inggris karena jarang diberi kesempatan bermain oleh pelatih saat itu, Jose Mourinho dan kemudian Avram Grant.
Walau begitu, Sheva mengku tetap menghormati Mourinho. "Aku memilih tak membicarakan hubunganku dengan dia (Mourinho). Tetapi, aku sangat menghormatinya sebagai pelatih dan seorang manusia. Aku pikir ia bicara dengan jelas kepada setiap pemain, mengatakan tepat seperti adanya tentang isi pikirannya. Banyak pemain menghargai hal itu," ungkap Sheva.
Baginya, seseorang tak bisa mendapatkan segalanya dengan sempurna dan saat harus memilih, ia memprioritaskan keluarga. "Tak ada penyesalan. Dalam hidup, tak ada yang sempurna. Aku berpikir tentang apa yang baik untuk keluargaku, bukan karierku," kata Sheva seperti dikutip Sky. "Sangat sulit meninggalkan tim (Milan). Tetapi aku berpikir tentang keluarga dan anak-anakku.
Keluargaku tinggal di London. Itulah yang sudah direncanakan dan semuanya berjalan baik," ungkap Sheva. Karena keluarga pula, Sheva rela "menganggur" dan kehilangan taring selama dua musim di Chelsea. Banyak yang meyakini, Sheva kesulitan beradaptasi dengan sepak bola Inggris karena jarang diberi kesempatan bermain oleh pelatih saat itu, Jose Mourinho dan kemudian Avram Grant.
Walau begitu, Sheva mengku tetap menghormati Mourinho. "Aku memilih tak membicarakan hubunganku dengan dia (Mourinho). Tetapi, aku sangat menghormatinya sebagai pelatih dan seorang manusia. Aku pikir ia bicara dengan jelas kepada setiap pemain, mengatakan tepat seperti adanya tentang isi pikirannya. Banyak pemain menghargai hal itu," ungkap Sheva.
0 komentar:
Post a Comment