MILAN - Makin tua, semakin menjadi. Itu mungkin pantas ditujukan kepada striker gaek AC Milan, Filippo Inzaghi. Di saat menjelang akhir kariernya, dia semakin membuat gol-gol penting buat Milan. Bahkan, kini dia telah menorehkan rekor 300 gol atau tiga abad dalam kariernya.
Pada pertandingan di kandang Siena, Minggu (15/3), dia menjaringkan dua gol dan membawa Milan menang 5-1. Kemenangan itu sekaligus mengokohkan posisi Milan di peringkat ketiga. "Aku merasa bahagia (dengan prestasi itu) seperti anak kecil saat merayakan Natal. Sebab, aku merayakan prestasi yang membuatku bangga," katanya. Gol di kandang Siena memiliki arti dan kenangan tersendiri buat Inzaghi.
Takdir adalah sesuatu yang luar biasa. Sesuatu yang sudah tak kuingat sampai tadi pagi aku membaca surat kabar. Asal tahu saja, gol pertamaku juga di Siena," katanya. Sebanyak 300 gol yang dicetak Izaghi terjadi di semua kompetisi yang diikutinya. Sebanyak 110 gol dia cetak bersama AC Milan.
Sedangkan 25 gol dia cetak bersama timnas Italia. Inzaghi merupakan pencetak gol terbanyak keenam di Gli Azzurri, bersama Adolfo Baloncieri dan Alessandro Altobelli. "Gol-gol paling penting adalah yang kucetak di Athena pada final Liga Champions lawan Liverpool. Ada juga gol spesial di Piala Dunia dan Piala Super Eropa 2007," jelas Inzaghi yang sudah berumur 35 tahun. Inzaghi juga menyatakan terima kasih kepada pelatih AC Milan, Carlo Ancelotti karena masih memberinya kesempatan.
Dia berharap Ancelotti akan tetap menangan I Rossoneri. "AKu tak mau mengulang sikapku kepada Ancelotti. Akan menyedihkan jika dia pergi. Tapi, para direktur melakukan pekerjaan dengan baik dan aku berharap mereka membuat keputusan yang benar. Kami tahu, bersama Ancelotti, kami mampu tampil di tiga final Liga Champions. Saat ini, ketika para pemain yang cedera mulai sembuh, Milan kembali menjadi tim yang kompetitif," terangnnya.
Pada pertandingan di kandang Siena, Minggu (15/3), dia menjaringkan dua gol dan membawa Milan menang 5-1. Kemenangan itu sekaligus mengokohkan posisi Milan di peringkat ketiga. "Aku merasa bahagia (dengan prestasi itu) seperti anak kecil saat merayakan Natal. Sebab, aku merayakan prestasi yang membuatku bangga," katanya. Gol di kandang Siena memiliki arti dan kenangan tersendiri buat Inzaghi.
Takdir adalah sesuatu yang luar biasa. Sesuatu yang sudah tak kuingat sampai tadi pagi aku membaca surat kabar. Asal tahu saja, gol pertamaku juga di Siena," katanya. Sebanyak 300 gol yang dicetak Izaghi terjadi di semua kompetisi yang diikutinya. Sebanyak 110 gol dia cetak bersama AC Milan.
Sedangkan 25 gol dia cetak bersama timnas Italia. Inzaghi merupakan pencetak gol terbanyak keenam di Gli Azzurri, bersama Adolfo Baloncieri dan Alessandro Altobelli. "Gol-gol paling penting adalah yang kucetak di Athena pada final Liga Champions lawan Liverpool. Ada juga gol spesial di Piala Dunia dan Piala Super Eropa 2007," jelas Inzaghi yang sudah berumur 35 tahun. Inzaghi juga menyatakan terima kasih kepada pelatih AC Milan, Carlo Ancelotti karena masih memberinya kesempatan.
Dia berharap Ancelotti akan tetap menangan I Rossoneri. "AKu tak mau mengulang sikapku kepada Ancelotti. Akan menyedihkan jika dia pergi. Tapi, para direktur melakukan pekerjaan dengan baik dan aku berharap mereka membuat keputusan yang benar. Kami tahu, bersama Ancelotti, kami mampu tampil di tiga final Liga Champions. Saat ini, ketika para pemain yang cedera mulai sembuh, Milan kembali menjadi tim yang kompetitif," terangnnya.
0 komentar:
Post a Comment