MILAN - Di Italia kasus rasisme kerap mengotori pertandingan sepakbola. Namun bagi Clarence Seedorf, Negeri Spaghetti itu bukanlah negara rasis, tapi cuma bodoh. Maksudnya? Baru pekan lalu Christian Chivu mengomentari banyaknya aksi rasisme di Seri A. Bek Inter Milan asal Romania yang kerap jadi korban rasis itu menyebut bahwa rasisme sudah mendarah daging di Italia dan tidak bisa dihapus.
Namun pernyataan tersebut justru ditentang Seedorf, yang keukeuh berpendapat bahwa Italia bukanlah penganut rasis. Menurut pesepakbola berkulit legam itu, masalah yang terjadi kini adalah karena warga asli Italia kesulitan berintegrasi dengan pendatang. "Saya pikir Italia bukanlah negara rasis dan saya berpikir bahwa kita harus berhati-hati dalam membicarakan ini," ujar Seedorf kepada La Repubblica seperti dilansir Goal. "Semakin sering Anda membicarakannya, maka rasisme justru semakin terpublikasi. Bagaimanapun juga saya pikir ada kebodohan kebudayaan di mana orang-orang tengah berusaha menghilangkannya dari orang-orang yang lemah," lanjut dia.
Pemain yang telah meraih gelar Liga Champion bersama tiga klub berbeda -Ajax, Real Madrid, AC Milan- ini menegaskan kalau Italia sesungguhnya merupakan negara penuh dengan kedamaian. Kalau kemudian muncul tindakan terhadap orang-orang dari kelompok etnis tertentu itu lebih karena minimnya tingkat pendidikan.
"Orang-orang lemah itu adalah kaum gipsy yang datang dari negara miskin, di benua Afrika. Italia juga punya orang miskin dan tidak punya rumah. Ini bukan rasis, melainkan hanya sebuah kebodohan," pungkas dia.
Namun pernyataan tersebut justru ditentang Seedorf, yang keukeuh berpendapat bahwa Italia bukanlah penganut rasis. Menurut pesepakbola berkulit legam itu, masalah yang terjadi kini adalah karena warga asli Italia kesulitan berintegrasi dengan pendatang. "Saya pikir Italia bukanlah negara rasis dan saya berpikir bahwa kita harus berhati-hati dalam membicarakan ini," ujar Seedorf kepada La Repubblica seperti dilansir Goal. "Semakin sering Anda membicarakannya, maka rasisme justru semakin terpublikasi. Bagaimanapun juga saya pikir ada kebodohan kebudayaan di mana orang-orang tengah berusaha menghilangkannya dari orang-orang yang lemah," lanjut dia.
Pemain yang telah meraih gelar Liga Champion bersama tiga klub berbeda -Ajax, Real Madrid, AC Milan- ini menegaskan kalau Italia sesungguhnya merupakan negara penuh dengan kedamaian. Kalau kemudian muncul tindakan terhadap orang-orang dari kelompok etnis tertentu itu lebih karena minimnya tingkat pendidikan.
"Orang-orang lemah itu adalah kaum gipsy yang datang dari negara miskin, di benua Afrika. Italia juga punya orang miskin dan tidak punya rumah. Ini bukan rasis, melainkan hanya sebuah kebodohan," pungkas dia.
0 komentar:
Post a Comment