MILAN - Pelatih AC Milan, Carlo Ancelotti membuka rahasia kemenangan telak 4-1 atas Lazio, Minggu (21/9) waktu setempat. Menurutnya, kemenangan itu karena Milan selalu bergerak dan menyerang tanpa henti. "Saya pikir perbedaan yang kami lakukan adalah banyak menekan dan bergerak, bermain melebar, dan saya pikir itu berhasil baik. Umpan pendek dan lari jarak jauh berkurang," papar Ancelotti usai pertandingan.
Carletto mengaku, cara ini memang cara revolusioner yang sering digunakan ketika Marco Borriello dan Filippo Inzaghi dalam kondisi fit dan menjadi target utama di lini depan. Nyatanya, kedua striker itu tidak cukup bugar sehingga ia perlu melakukan beberapa cara perombakan. "Milan terus menyerang dan selalu mengambil risiko di lini belakang. Kesalahan kami malam ini lawan tim kuat sepert Lazio adalah membiarkan kami terjadinya sepak pojok di lapangan kami," kata sang allenatore. Ini adalah kemenangan berharga Milan dalam sepekan.
Kamis (18/9) lalu, i Rossoneri juga membungkam Zenit St. Petersburg di Piala UEFA. Meski demikian, Carletto mengaku timnya belum seratus persen keluar dari masa kelam. "Saya tidak tahu apakah masa buruk sudah berakhir dan saya bilang belum karena kami tidak pernah puas. Setiap orang bertanggung jawab tanpa harus mencari kambing hitam," tambahnya. "Apa yang dikatakan Kaka mungkin benar, karena kami semua mungkin terlalu pecaya diri dengan kemampuan besar tim ini dan lupa bahwa dalam sepak bola kita memerlukan organisasi yang baik dan kerja keras."
Untunglah, Carletto melihat perubahan yang baik dalam Il Diavolo Minggu malam. Menurutnya, semua pemain sangat agresif dan bekerja sama untuk memberikan yang terbaik. Ia juga mengacungkan jempol untuk pertahanan tim yang saling bahu-membahu menghindarkan terjadinya gol. Soal Andrea Pirlo yang absen karena cedera, Carletto mengakui tidak ada yang bisa menggantikan peran kapten tersebut di lini tengah. Namun, Carletto mampu menutup celah di area ini dengan memasukkan Gennaro "Si Badak" Gattuso yang baru sembuh dari cedera.
Carletto mengaku, cara ini memang cara revolusioner yang sering digunakan ketika Marco Borriello dan Filippo Inzaghi dalam kondisi fit dan menjadi target utama di lini depan. Nyatanya, kedua striker itu tidak cukup bugar sehingga ia perlu melakukan beberapa cara perombakan. "Milan terus menyerang dan selalu mengambil risiko di lini belakang. Kesalahan kami malam ini lawan tim kuat sepert Lazio adalah membiarkan kami terjadinya sepak pojok di lapangan kami," kata sang allenatore. Ini adalah kemenangan berharga Milan dalam sepekan.
Kamis (18/9) lalu, i Rossoneri juga membungkam Zenit St. Petersburg di Piala UEFA. Meski demikian, Carletto mengaku timnya belum seratus persen keluar dari masa kelam. "Saya tidak tahu apakah masa buruk sudah berakhir dan saya bilang belum karena kami tidak pernah puas. Setiap orang bertanggung jawab tanpa harus mencari kambing hitam," tambahnya. "Apa yang dikatakan Kaka mungkin benar, karena kami semua mungkin terlalu pecaya diri dengan kemampuan besar tim ini dan lupa bahwa dalam sepak bola kita memerlukan organisasi yang baik dan kerja keras."
Untunglah, Carletto melihat perubahan yang baik dalam Il Diavolo Minggu malam. Menurutnya, semua pemain sangat agresif dan bekerja sama untuk memberikan yang terbaik. Ia juga mengacungkan jempol untuk pertahanan tim yang saling bahu-membahu menghindarkan terjadinya gol. Soal Andrea Pirlo yang absen karena cedera, Carletto mengakui tidak ada yang bisa menggantikan peran kapten tersebut di lini tengah. Namun, Carletto mampu menutup celah di area ini dengan memasukkan Gennaro "Si Badak" Gattuso yang baru sembuh dari cedera.
0 komentar:
Post a Comment